Kura-kura
dan Gembala
Sekali waktu pernah kuperhatikan
reptil yang ada di rumah, binatang kura-kura atau kuya-kuya (kata anakku
yang masih belajar ngomong). Dengan tenangnya dia berenang-renang di kolam
sambil mencari makanan yang ada. Tatkala ada sedikit yang mengejutkan dirinya
maka akan ditariknya kepalanya kedalam tempurungnya, terkadang kaki-kakinya
ditariknya pula. Betapa tenangnya dirinya berada dalam tempurungnya, karena dia
yakin akan kekuatan yang ada dalam dirinya. Dengan kesadaran pula kita dapat
belajar untuk seperti kura-kura berusaha untuk menarik dan menguasai segenap
panca indra yang ada di diri kita, tangan, kaki, mata, mulut, telinga, hidung
dan segenap yang ada yang dalam badan kita. Kita kenali semuanya, pikiran kita
pun kita pelajari hingga akhirnya kita dapat belajar menyelami betapa liarnya
pikiran kita. Dengan kesadaran untuk belajar menyelami pikiran kita dan belajar
menguasai segenap indra kita, mudah-mudahan akan semakin membangkitkan
kesadaran hidup dan pengendalian diri serta kitapun semakin bijak dalam
menjalani hidup.
Begitu juga dengan seorang gembala
itik, sungguh tidak mudah untuk menggembalakan sekawanan itik terkadang ada
satu atau dua ekor itik yang susah untuk diaturnya. Dengan sabarnya dia
menggembalakan itiknya, dan kalaupun ada satu-dua yang melenceng jalannya dan
hilang maka dia akan berusaha untuk meluruskan dan mencarinya dan mengarahkan
hingga semuanya sampai ketujuan. Kalaupun ada satu yang sakit diapun akan
mengobatinya hingga sembuh. Seperti seorang gembala kitapun juga bisa belajar
untuk menggembalakan segenap panca indra kita dan pikiran kita. Terkadang perut
ingin makanan namun mulut rasanya malas untuk mengunyahnya. Terkadang ingin
main namun kaki terasa berat untuk melangkah. Menggembalakan segenap indra dan
pikiran kita dibutuhkan sebuah kesadaran dan kesabaran serta kemauan untuk
terus belajar. Mencoba belajar untuk menggembalakan segenap ego dan ke-Aku-an
yang ada dalam diri kita dibutuhkan keberanian. Belajar untuk melayani dengan
ketulusan sungguh mengagumkan. Minimal belajar untuk menjadi seorang gembala
bagi diri kita dahulu. Kemudian bisa diperluas menjadi gembala bagi keluarga
dan lingkungan sekitar kita, apabila kita sadar kalau kita mampu menjadi
seorang gembala yang sejati.
Sebuah cacatan perjalanan mencari kesadaran dari seekor kura-kura dan seorang penggembala itik
Sebuah cacatan perjalanan mencari kesadaran dari seekor kura-kura dan seorang penggembala itik
Sumber :
Kham Tjahjo Purnomo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar